BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Rasa (Ing. sense) adalah
suatu sensasi dari apa yang dideteksi oleh indera perasa manusia dari sesuatu
bahan. Pendeteksian rasa adalah sebuah proses psikofisik dan merupakan suatu
bidang kajian neurologi. Kemampuan manusia mencicipi rasa makanan diperoleh dan
dilatih dari pengalaman sejak dalam pengasuhan orang tua. Terutama sejak masa
penyapihan (bayi berhenti menyusu dan mulai mengenal makanan padat dari sistem
kuliner keluarga batihnya). Dengan demikian dapat difahami mengapa kebiasaan
makan seseorang sangat ditentukan oleh pangalaman internal dirinya dalam budaya
makan keluarga dan kaumnya. Karena itu pula sering suatu atau beberapa jenis
makanan khas suatu kaum diangkat sebagai identitas kelompok, suatu kebiasaan yang
diaktifkan sebagai sebagai penanda diri memiliki kesamaan yang khas.
Cita rasa (Ing. taste)
pencicipan atau pengecapan (Ing. gustation) adalah rasa makanan yang
dikenali oleh lidah. Karena lidah merupakan indera pengecap paling depan dari
jalur penyerapan bahan makanan ke dalam tubuh manusia, maka sensasi rasa di
lidah merupakan rasa yang paling dekat dengan masalah makanan. Dari seluruh rasa di lidah yang dikenal
manusia ada empat rasa utama yang cenderung universal, dapat ditemukan hampir
di seluruh puak umat manusia, yakni rasa manis (Ing. sweet), pahit (Ing.
bitter), asam (Ing. sour) dan asin (Ing. salty).
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud zat aditif pada makanan ?.
2.
Apakah
pengertian dan fungsi pemberi rasa pada makanan ?
3.
Apakah
fungsi dari berbagai pemanis ?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
apa yang dimaksud zat aditif pada makanan.
2.
Mengetahui
pengertian pemberi rasa pada makanan
3.
Mengetahui
fungsi dari berbagai macam pemanis.
BAB
II
PEMBAHASAN

Zat aditif adalah suatu bahan kimia
yang ditambahkan ke dalam makanan dengan maksud dan tujuan tertentu. Biasanya
zat aditif ditambahkan ke dalam makanan pada saat proses pengolahan. Jenis-
jenis zat aditif dapat terbagi menjadi 2, yaitu zat aditif berdasarkan
sumbernya dan berdasarkan fungsinya. Berdasarkan sumbernya terbagi menjadi
alami dan buatan sedangkan berdasarkan fungsinya dapat di golongkan atas
penyedap yang terdiri dari pemberi rasa,
penguat rasa dan aroma, dan pewarna.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
R.I No. 92/Menkes/PER/XII/76, yang dimaksud
dengan aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu
mengolah makanan untuk meningkatkan mutu. Termasuk ke dalamnya adalah pewarna,
penyedap rasa dan peraroma, antioksidan, pengawet, pengemulsi, anti gumpal,
pemucat, dan pengental.
Pada umumnya bahan tambahan dapat
dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:
Ø Aditif sengaja
Aditif
sengaja yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan
tujuan
tertentu, misalnya untuk meningkatkan citarasa, nilai gizi, dan lain
sebagainya.
Ø Aditif tidak sengaja
Aditif
tidak sengaja yaitu aditif yang terdapat dalam makanan jumlah sangat kecil
sebagai
akibat dari proses pengolahan.

a.
Rasa Pahit
Rasa
pahit (Ing. bitter) dikenal sebagai rasa paling tajam, tidak
menyenangkan dan tidak disukai dari seluruh rasa yang lain. Rasa pahit pada
makanan dan minuman biasanya terdapat dalam kopi, coklat yang belum dimaniskan,
biji sitrus atau biji jeruk. Rasa pahit juga terdapat pada buah pare atau peria
yang biasa dibuat jadi sayuran.
b.
Rasa asin
Rasa asin
pada makanan ditimbulkan oleh kehadiran ion sodium yang banyak terdapat dalam
garam dapur (Lat. Sodium cloride = NaCl) yang memiliki indeks keasinan
1. Ion lain dari metal alkali juga memiliki rasa asin, akan tetapi dibandingkan
dengan sodium sensasi asin dari ion-ion metal terasa kurang. Metal alkali
sebagai pengganti garam yang sering dipakai adalah potasium chloride (KCL)
yang memiliki indeks asin 0,6. Umumnya masyarakat mengenal rasa asin dari garam
dapur yang berasal dari air laut.
c.
Rasa Asam
Sumber
rasa asam secara relatif berhubungan dengan asam hidroklorida (asam cuka) yang
mempunyai indeks keasaman 1. Sebagai perbandingan jeruk nipis memiliki indeks
keasaman 0,46. Secara umum bahan perasa asam secara alami yang paling awal
dikenal manusia adalah buah-buahan, seperti jeruk, limau atau lemon dan anggur.
Dalam perkembangannya dari spesies yang ada muncul jenis-jenis jeruk, limau,
lemon dan anggur yang indeks kemanisannya lebih tinggi dari pada indeks keasamannya
sedangkan secara sintesis atau buatan rasa asam dapat diperoleh dari produksi
asam sitrat, asam cuka dan lain-lain.
d.
Rasa manis
Rasa
manis umumnya dianggap menimbulkan sensasi menyenangkan, enak. Mungkin bahan
pemanis paling awal yang dikenal manusia dari alam adalah madu lebah.
Rasa
manis dideteksi oleh lidah melalui reseptor pasangan protein G berpasangan
dengan protein G gustducin yang ditemukan pada bagian ujung epitel
pengecap. Kedua reseptor manis ini harus diaktifkan agar otak dapat mencatat dan
mengenali kadar manisnya. Pendeteksian rasa manis dihubungkan secara relatif
kepada sukrosa (Ing. sucrose) yang memiliki indeks manis 1. Manusia
rata-rata mampu mendeteksi rasa manis dari 10 milimole sukrosa dalam 1 liter
air. Untuk laktosa (Ing. lactose) 30 milimole dalam 1 liter air, dengan
indeks manis 0,3.
Rasa manis secara alami Merupakan bahan
pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-bahan nabati maupun hewani. Contoh
:
v Gula tebu mengandung zat pemanis fruktosa yang
merupakan salah satu jenis glukosa. Gula tebu atau gula pasir yang diperoleh
dari tanaman tebu merupakan pemanis yang paling banyak digunakan. Selain
memberi rasa manis, gula tebu juga bersifat mengawetkan.
v Gula merah merupakan pemanis dengan warna
coklat. Gula merah merupakan pemanis kedua yang banyak digunakan setelah gula
pasir. Kebanyakan gula jenis ini digunakan untuk makanan tradisional, misalnya pada
bubur, dodol, kue apem, dan gulali.
v Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan
oleh lebah madu. Selain sebagai pemanis, madu juga banyak digunakan sebagai
obat.
v Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang
berfungsi sebagai pemanis. Selain itu kayu manis juga berfungsi sebagai
pengawet.
Pemanis merupakan senyawa kimia yang
sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri
serta minuman dan makanan kesehatan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan
(Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain
zat lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain-lain.
Pemanis alternatif umum digunakan
sebagai pengganti gula jenis sukrosa, glukosa atau fruktosa.Ketiga jenis gula
tersebut merupakan pemanis utama yang sering digunakan dalam berbagai industri.
Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat
fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan
sumber kalori bagi tubuh
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
Pemanis nutritif adalah pemanis yang
dapat menghasilkan kalori atau energi sebesar 4 kalori/gram. Sedangkan pemanis
non-nutritif adalah pemanis yang digunakan untuk meningkatkan kenikmatan cita
rasa produk-produk tertentu, tetapi hanya menghasilkan sedikit energi atau sama
sekali tidak ada. Pemanis jenis ini banyak membantu dalam manajemen mengatasi
kelebihan berat badan, control glukosa darah,dan kesehatan gigi.
Seiring dengan pesatnya perkembangan
teknologi produksi bahan kimia dan teknologi pengolahan pangan atau produk
farmasi dan kesehatan, bahan pemanis alternatif natural mulai banyak digunakan.
Hal ini juga ditunjang oleh tren back to nature dan adanya kesadaran konsumen
untuk menggunakan produk yang aman dan bergizi. Penggunaan pemanis natural juga
dipacu oleh adanya data-data penelitian yang menunjukkan efek samping dalam
penggunaan pemanis sintetis,yaitu bersifat karsinogenik.
Tujuan digunakan bahan pemanis
alternatif antara lain untuk: mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan
jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat
badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama.
Selain itu, pemanis alternatif dengan nilai kalori rendah sangat dibutuhkan
untuk penderita diabetes atau gula tinggi sebagai bahan substitusi gula reduksi
lainnya.Tren saat ini menunjukkan adanya penggunaan kombinasi dua jenis pemanis
untuk produk tertentu.
Kombinasi ternyata menyebabkan
sinergi pada tingkat kemanisan, sehingga menguntungkan karena akan mengurangi
pemakaian jumlah pemanis dan meningkatkan cita rasa produk. Pemilihan
penggunaan bahan pemanis alternatif yang baik biasanya didasarkan pada sifat-sifatnya
yang menyerupai sukrosa, yaitu tingkat kemanisan mendekati sukrosa, tidak
berwarna, tidak berbau, mempunyai cita rasa yang menyenangkan, aman dikonsumsi,
mudah larut.
Rasa manis dapat diperoleh secara
alami maupun buatan, Rasa manis alami dapat diperoleh dari gula tebu, madu,
gula merah dan kulit kayu manis. Pemanis Buatan adalah BTP yang dapat memberikan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi
Berdasarkan proses produksi dikenal
suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Pemanis sintetis dihasilkan
melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain aspartam, sakarin dan
siklamat. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari
tanaman dan buah atau melalui enzimatis, adapun contohnya adalah sukrosa, glukosa,
fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
v Pemanis Sintesis
a.
Aspartam
Aspartam ditemukan pada tahun 1965
secara kebetulan. Aspartam adalah senyawa metil ester dipeptida yaitu
L-fenilalanin-metil ester yang mempunyai daya kemanisan kurang lebih dua ratus
kali kemanisan sakarosa. Struktur kimianya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
UNTUK MENDAPATKAN LANJUTAN DARI MAKALAH INI (BESERTA GAMBAR DAN DAFTAR PUSTAKA) ANDA DAPAT MENDOWNLOADNYA DI SINI
2 comments:
Terus berjuang teenagers......
siiip
Post a Comment