Tugas Kimia Bahan Pangan
“Flavor Makanan,
Penyedap Rasa, Penguat Aroma dan Analisisnya”
![]() |
OLEH
:
NAMA :
INDAH FURI WULANDARI
STAMBUK :
F1C1 07 040
JURUSAN :
KIMIA
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan
penyedap rasa merupakan bahan tambahan makanan yang berguna untuk melezatkan
bahan makanan. Bahan ini dapat menimbulkan rasa enak dan mempertegas rasa.
Bahan penyedap ini terdapat dalam bentuk alami dan buatan.
Di
Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempah-rempah yang dipakai untuk
meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai,
laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Melimpahnya ragam
rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab yang mendorong penjajah Belanda
dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika rempah-rempah dicampur
dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan.
Aroma
buah-buahan disebabkan oleh berbagai ester yang bersifat volatil. Proses
timbulnya aroma ini pada bahan yang berbeda tidak sama. Pada buah-buahan,
produksi senyawa aroma ini meningkat ketika mendekati masa klimaterik.
Usaha-usaha mengekstraksi senyawa aroma dari bahan-bahan senyawa aroma dari
bahan-bahan pangan meningkat sejalan dengan usaha untuk mengidentifikasi
senyawa aroma tersebut. Hal ini akhirnya menyebabkan timbulnya usaha untuk
mengekstraksi senyawa aroma untuk tujuan komersial. Keuntungan senyawa aroma
hasil ekstraksi ini adalah dapat digunakan untuk menambah aroma dari bahan
lain.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Penyedap Alami
Bahan
penyedap dari bahan alami selalu terdapat di dalam setiap makanan. Jenis bahan
penyedap ini banyak sekali. Biasanya bahan-bahan ini dicampurkan bersama-sama
sebagai bumbu makanan.
1) Bawang merupakan pemberi rasa sedap
alami yang paling banyak digunakan.
2) Merica memberi aroma segar dan rasa
pedas yang khas.
3) Terasi merupakan zat cita rasa alami
yang dihasilkan dari bubuk ikan dan udang kecil yang dibumbui sedemikian rupa
sehingga memberi rasa sedap yang khas.
4) Daun salam memberi rasa sedap pada
makanan.
5) Jahe memberi aroma harum dan rasa pedas
khas jahe.
6) Cabai memberi rasa sedap dan pedas pada
setiap masakan.
7) Daun pandan memberi rasa dan aroma sedap
dan wangi pada makanan.
8)
Kayu
manis, selain memberi rasa manis dan mengawetkan juga member aroma harum khas
kayu manis.
b. Penyedap Buatan
Selain
zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil
sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil
sintesis:
1. oktil asetat, makanan akan terasa dan
beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini;
2. etil butirat, akan memberikan rasa dan
aroma seperti buah nanas pada makanan. Secara umum digunakan untuk aroma buatan
diantaranya aroma nanas dalam minuman beralkohol dan pencampuran dalam produk
parfum.
3. amil valerat, jika makanan diberi zat
penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.
4. Etil Pentanoat, digunakan sebagai zat
aditif makanan untuk memberi aroma buah-buahan khususnya apel.
5. MSG (Monosodium Glutamat)
Selain
zat penyedap rasa dan aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat
pula zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis masakan,
yaitu penyedap rasa monosodium glutamat (MSG). Zat ini tidak berasa, tetapi
jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap.
Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant
syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan
berdenyut. Berikut merupakan struktur dari MSG :

Penggunaan
MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun
masakan itu sebernarnya tidak membrikan rasa gurih yang berarti. Penyedap
buatan yang paling banyak digunakan dalam makanan adalah vetsin atau monosodium
glutamat (MSG) yang sering juga disebut sebagai micin. MSG tidak berbau dan rasanya
merupakan campuran rasa manis dan asin yang gurih. Mengonsumsi MSG secara
berlebihan akan menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang dikenal sebagai Chinese
Restaurant Syndrome. Tanda-tandanya antara lain berupa munculnya berbagai
keluhan seperti pusing kepala, sesak napas, wajah berkeringat, kesemutan pada
bagian leher, rahang, dan punggung.
Glutamat adalah asam amino yang paling banyak terdapat dalam protein.
Kita mengkonsumsi 20 gram glutamat tiap hari dalam makanan kita yang normal.
Karena monosodium glutamat telah digunakan secara luas sebagai bumbu masak,
beberapa tulisan telah muncul yang mempertanyakan keamanan glutamat. Dalam
tahun 1987, the Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari United
Nations Food and Agriculture Organization (FAO) dan the World Health
Organization (WHO) secara cermat meneliti lebih dari 200 laporan ilmiah dan
mengevaluasi glutamat sebagai "Acceptable Daily Intake (ADI) not
specified." Ini berarti bahwa komite itu berkesimpulan bahwa masukan
maksimum tidak diperlukan, menempatkan monosodium glutamat dalam kategori bahan
tambahan makanan yang paling aman.
Glutamat tidak hanya masuk ke dalam badan kita dengan suplai makanan,
tapi juga disintesa oleh badan kita. Dari segi nutrisional, glutamat adalah
asam amino yang disebut non-esensial. Bagian besar glutamat dalam makanan
dengan cepat dimetabolis dalam perut dan digunakan sebagai sumber energi.
Tulisan ini menunjukkan bahwa badan kita membuat sendiri glutamat untuk
berbagai keperluan fungsi yang esensial.
Dari dua puluh asam amino yang bergabung untuk membentuk protein,
glutamat adalah yang paling banyak terdapat. Protein hewan mengandung antara
11% dan 22% glutamat dalam bobot, dan protein nabati mengandung sekitar 40%. Di
samping itu, glutamat bebas terdapat dalam berjenis makanan, dimana zat itu
memberi sumber pada rasa dan kelezatan.
Glutamat untuk pertama kalinya ditemukan oleh Ritthausen dari
Jerman di tahun 1866, tapi Profesor Kikunae Ikeda dari Jepang yang mengisolasi
glutamat di tahun 1908 dari rumput laut dan menunjukkannya sebagai rasa utama
dalam stock yang terbuat dari rumput laut. Professor Ikeda menyadari bahwa
glutamat memberi rasa khas pada makanan dan menyebut jenis rasa ini
"umami," atau rasa dasar ke lima setelah manis, masin, masam, dan
pahit. Umami membuat bermacam makanan menjadi lebih enak, meskipun rasa itu
sendiri tidak cocok bila dimakan tersendiri.
Dengan bertambahnya
usia, kebanyakan orang menderita kehilangan indera beberapa tingkat.
Penelitian-penelitian telah menunjukkan penurunan progresif kemampuan pada rasa
dan bau yang dapat mulai pada umur 60 tahun, menjadi membangat setelah usia 70
tahun.
Penurunan fungsi rasa dapat berdampak mengubah pemilihan makanan
dan konsumsi, dan sebagai akibatnya dapat merusak nutrisi dan menyebabkan
kehilangan berat badan. Memperkuat
flavor dan rasa dengan memakai glutamat dapat memperbaiki kelezatan makanan dan
penerimaan yang dapat menggantikan kehilangan indera kimiawi (chemosensory).
6.
Asam Sitrat

Penggunaan
utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet
makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Asam sitrat dapat pula
ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak.
Dalam resep makanan asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk. Asam
sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan pengawasan
makanan nasional dan internasional utama. Senyawa ini secara alami terdapat
pada semua jenis makhluk hidup, dan kelebihan asam sitrat dengan mudah dimetabolisme dan dihilangkan
dari tubuh.
7.
Kecap
Kecap
biasanya digunakan penyedap rasa atau lebih tepatnya pemantap rasa. Kecap
biasanya ditambahkan dalam berbagai masakan sesuai selera. Kecap dapat
ditambahkan dalam nasi putih, bakso, mie, semur, dan lain sebagainya.
Isoflavon
merupakan senyawa organik dalam kedelai yang berperan sebagai fitoestrogen (komponen
kimia tanaman yang memiliki struktur kimia mirip hormon estrogen dan bekerja
meniru estrogen di dalam tubuh). Karena kemampuannya sebagai fitoestrogen,
isoflavon sering dimanfaatkan sebagai suplemen bagi wanita menopause yang
mengalami penurunan kadar hormone estrogen, terutama untuk mengatasi gejala
menopause seperti hot flashes (rasa panas dan keringat yang berlebihan)
dan mencegah osteoporosis. Meskipun demikian, konsumsi isoflavon yang
berlebihan juga dapat memberi dampak yang kurang baik bagi kesehatan.Sebagian
penelitian mengatakan bahwa isoflavon dapat mencegah kanker, namun ada yang
mengatakan sebaliknya. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa isoflavon dan
antioksidan kedelai membantu melawan kanker dengan cara membatasi pertumbuhan
sel kanker dan menghambat radikal bebas yang dapat mempengaruhi perkembangan
kanker. Namun, hasil penelitian tahun 1996, melaporkan bahwa wanita yang rutin
mengkonsumsi kedelai mengalami epithelial hyperplasia, suatu kondisi
yang menandai kanker. Penelitian lanjutan yang dilakukan setahun kemudian,
membuktikan bahwa genistein (salah satu jenis isoflavon) terbukti dapat
menstimulasi kanker payudara. Karena itu, wanita yang berisiko dan pernah
menderita kanker payudara sebaiknya waspada bila ingin mengkonsumsi produk
kedelai. isoflavon juga diduga dapat menghambat produksi estradiol dan hormon
steroid lainnya sehingga dapat menyebabkan masalah reproduksi dan infertilitas.
isoflavon kedelai dapat menyebabkan infertilitas pada pria dengan cara
menurunkan kadar testosteron dan merusak kemampuan reproduktif. Isoflavon
menyebabkan masalah pada tiroid, menyebabkan pembengkakan kelenjar gondok,
konstipasi, lelah dan lesu meskipun disertai asupan yodium yang cukup.
8.
Kafein

Kafein
biasanya aman dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan. Para ahli
menyarankan 200-300 miligram konsumsi kafein dalam sehari merupakan jumlah yang
cukup untuk orang dewasa.
9.
Isoamil asetat

Penggunaan
:
1.
Isoamil
asetat dalam etanol digunakan sebagai perasa buatan.
UNTUK MENDAPATKAN LANJUTAN DARI MAKALAH INI ANDA DAPAT MENDOWNLOADNYA DI sini
No comments:
Post a Comment