A. Pendahuluan
Enzim adalah katalis biologis yang mengkatalisis berbagai
reaksi biokimia. Amilase yang terdapat dalam saliva mengkatalisis pencernaan
atau penguraian starch dalam mulut. Pepsin yang ditemukan dalam jus lambung mempromosikan
pencernaan protein. Lipase yang ditemukan dalam hati mengkatalisis penguraian
lemak. Ada ribuan enzim yang ditemukan pada bakteri, jamur, cendawan, tanaman,
dan hewan. Bahkan setelah sebuah tanaman ditebang atau seekor hewan disembelih,
kebanyakan enzim terus mempromosikan reaksi-reaksi kimia tertentu, dan
kebanyakan makanan mengandung banyak enzim aktif. Enzim merupakan
molekul-molekul protein besar yang seperti katalis lain hanya diperlukan dalam
jumlah sedikit untuk menjadi efektif.
Enzim berfungsi dengan mengurangi energi aktivasi dari
substrat tertentu. Enzim melakukan ini dengan terikat sementara ke substrat
untuk membentuk sebuah kompleks enzim-substrat yang lebih tidak stabil
dibanding substrat jika berdiri sendiri. Ini menyebabkan mudah bereaksi. Dengan
demikian substrat tereksitasi ke tingkat energi lebih rendah dengan membentuk
produk-produk reaksi yang baru. Selama berlangsungnya reaksi, enzim yang
dilepaskan dalam keadaan tidak berubah. Pelepasan enzim yang tetap utuh
sehingga bisa terus beraksi merupakan penyebab mengapa enzim tetap efektif
meski dalam jumlah yang sangat kecil.
Reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh beberapa enzim asal mikroba
ditunjukkan pada Tabel 1. Beberapa sifat enzim yang penting bagi para ahli
bidang pangan adalah sebagai berikut: (1) dalam buah dan sayuran yang masih
berada pada pohonnya, enzim mengendalikan reaksi-reaksi yang terkait dengan
pematangan; (2) setelah dipanen, selama tidak diperlakukan dengan panas, zat
kimia, atau dengan cara-cara lain, enzim terus melanjutkan proses pematangan,
pada banyak kasus sampai pada titik pembusukan – seperti buah melon lunak dan
pisang yang terlewat masak; (3) karena enzim memasuki banyak reaksi biokimia
dalam makanan, enzim-enzim ini mungkin bertanggung jawab untuk perubahan rasa,
warna, tekstur, dan sifat-sifat gizi; (4) proses pemanasan dalam produksi
makanan dirancang tidak hanya untuk menghancurkan mikroorganisme tetapi juga
untuk menonaktifkan enzim-enzim makanan sehingga menambah stabilitas
penyimpanan makanan; (5) ketika mikroorganisme ditambahkan ke dalam makanan
untuk tujuan fermentasi, agen-agen penting adalah enzim-enzim yang dihasilkan
oleh mikroorganisme-mikroorganisme tersebut; dan (6) enzim-enzim juga bisa
diekstrak dari material-material biologis dan dimurnikan sampai tingkat
kemurnian tinggi. Preparasi enzim komersial seperti ini bisa ditambahkan ke
dalam makanan untuk mengurai starch, melunakkan daging, menjernihkan anggur,
mengkoagulasi protein susu, dan menghasilkan berbagai perubahan yang diinginkan
lainnya.
Terkadang kita ingin membatasi tingkat aktivitas sebuah
enzim yang ditambahkan tetapi tidak bisa dengan mudah menonaktifkan enzim tanpa
mempengaruhi makanan. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan
mengimobilisasi enzim melalui perlekatan ke permukaan sebuah membran atau objek
lembam (iner) lainnya yang bersentuhan dengan makanan yang sedang diolah.
Dengan cara ini, waktu reaksi bisa diregulasi tanpa enzim menjadi bagian dari
makanan. Enzim-enzim yang diimobilisasi seperti ini sekarang digunakan untuk
menghidrolisis laktosa susu menjadi glukosa dan galaktosa, untuk
mengisomerisasi glukosa dari starch jagung menjadi fruktosa, dan pada berbagai
proses makanan industri lainnya.
Tabel 1. Contoh-Contoh Enzim Hidrolitik Ekstraseluler
Enzim
|
Substrat
|
Produk katabolik
|
Esterase
lipase
fosfatase lecithinase
Karbohidrase
fruktosidase
α-glukosidase (maltase)
β-glukosidase
β-galaktosidase (laktase)
amilase
selulase
sitase
Senyawa pembawa nitrogen
proteinase
polipeptidase
desamidase
urease
asparaginase
deaminase
|
Gliserida (lemak)
Lechitin
Sukrosa
Maltosa
Selobiosa
Laktosa
Starch
Selulosa
-
Protein
Protein
Urea
Asparagin
Asam amino
|
Gliserol + asam lemak
Cholin + H3PO4 + lemak
Fruktosa + glukosa
Glukosa
Glukosa
Galaktosa + glukosa
Maltosa
Selobiosa
Gula sederhana
Polipeptida
Asam amino
CO2 + NH3
Asam aspartat + NH3
NH3 + asam organik
|
Tabel 2. Beberapa Enzim Komersial dan Aplikasinya
Tipe
|
Kegunaan Lazim
|
Karbohidrat
|
Produksi gula campuran dalam industri permen; produksi
sirup jagung dari starch; konversi starch sereal menjadi gula
terfermentasikan dalam industri minuman, pembuatan roti dan lainnya;
penjernihan minuman dan sirup yang mengandung starch buah.
|
Protease
|
Pembuatan bir anti dingin dan produk-produk terkait;
melunakkan daging; produksi hidrolizat protein hewan dan tanaman.
|
Pektinase
|
Penjernihan jus-jus buah: penghilangan pektin berlebih
dari jus seperti jus apel sebelum pemekatan; peningkatan hasil jus dari
anggur dan produk-produk lain; penjernihan anggur; penghilangan air limbah
buah dan sayuran sebelum pengeringan.
|
Glukosa oksidase - katalase
|
Penghilangan glukosa dari zat putih telur sebelum
pengeringan; penghilangan oksigen molekuler terlarut atau yang terdapat pada
permukaan produk yang dibungkus atau ditutup dalam wadah hermetik.
|
Glukosidase
|
Pelepasan minyak-minyak esensial dari prekursor-prekursor
seperti yang terdapat pada buah badam pahit; pengrusakan prinsip rasa pahit
yang terjadi secara alami pada buah cucurbitaseae (mentimun dan famili
terkait).
|
Enzim pemberi rasa (folavorase)
|
Restorasi pengayaan rasa melalui penambahan enzim yang
mampu mengkonversi senyawa-senyawa sulfur organik menjadi senyawa sulfur
volatil tertentu yang bertanggung jawab untuk menimbulkan rasa pada bawang,
seperti, konversi alliin bawang menjadi minyak bawang oleh alliianase;
konversi prekursor pemberi rasa yang mengandung sulfur dari cabe dan spesies
terkait dengan preparasi enzim dari sumber enzim alami terkait; penambahan
preparasi enzim dari biji mostar (mustard) untuk rehidrasi cabe terdehidrasi
agar dapat mengembalikan rasanya; produksi rasa pisang alami pada pisang yang
disterilkan dan didehidrasi dengan enzim rasa pisang yang alami; perbaikan
rasa makanan kaleng dengan preparasi enzim dari jagung segar.
|
Lipase
|
Perbaikan kualitas putih telur kering dan produksi rasa
pada keju dan coklat.
|
Selulase
|
Penghalusan biji dan penjernihan serta ekstraksi jus buah,
pelunakan buah yang keras.
|
B. Sumber Enzim
Berdasarkan
sumbernya enzim dapat diperoleh pada tumbuhan, hewan, dan mikroba. Dimana
aktivitas enzim hasil isolasi akan berbeda pada kondisi pH, suhu, dan
lain-lain. Dimana setiap jenis enzim yang di isolasi akan memberikan dampak
dalam pemanfaatannya.
Untuk enzim yang di isolasi dari hewan atau
tumbuhan, enzim tersebut cenderung menunjukkan aktivitas pada pH yang standard
an suhu yang ideal (suhu kamar), sedangkan pada enzim hasil isolasi dari
mikroba akan sangat bergantung dari umber pengambilan sample microbial
penghasil enzim tersebut sehingga akan diperoleh enzim yang termostabil dan
termofilik.
C. Enzim Dari Tumbuhan
Buah-buahan juga mengandung berbagai
mineral, seperti zat besi, selenium, seng, mangan dan sulfur, yang dewasa ini
diakui perannya sebagai zat yang penting bagi tercapainya kesehatan tubuh yang
optimal. Di dalam tubuh, vitamin dan mineral merupakan bagian dari enzim
(sebagai koenzim) yang sangat diperlukan dalam menjamin kelancaran proses
metabolisme tubuh secara normal.
Termasuk ke dalam kategori zat nongizi
adalah dietary fiber (serat pangan), enzim, pigmen, dan zat minor lainnya.
Buah-buahan merupakan sumber dietary fiber yang baik. Kandungan dietary fiber
pada buah-buahan berkisar antara 0,5-5 gram dalam 100 gram berat buah.
Kecukupan konsumsi serat pangan yang
dianjurkan per orang per hari berkisar antara 20-30 gram, yang dapat dipenuhi
dari sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, padi-padian, dan sumber-sumber
lainnya. Buah-buahan segar mengandung enzim aktif yang dapat mempercepat reaksi
kimia di dalam tubuh. Dua jenis enzim utama yang terdapat pada buah-buahan
segar adalah sintetase dan hidrolase.
Sintetase berperan dalam membangun struktur
tubuh dengan mensintesis molekul-molekul yang lebih besar. Sebaliknya,
hidrolase berperan dalam memecahkan molekul besar menjadi molekul yang lebih
kecil sehingga menjadi lebih mudah untuk dicerna tubuh. Adanya enzim
papain pada pepaya dan enzim bromelin pada nanas, telah terbukti dapat membantu proses
pencernaan dan penyembuhan borok-borok pada lambung (stomach ulcers).
D. Enzim Bromelin
Enzim bromelin adalah enzim yang secara alami terdapat pada buah dan batang nanas. Bromelin termasuk
enzim proteolitik yang membantu mencerna protein. Bromelin juga terkenal sebagai
antiradang, misalnya arthritis.
Saat ini bromelin juga digunakan sebagai suplemen. Bromelin
diekstrak dari nanas, kemudian disajikan dalam bentuk
kapsul atau tablet. Karena kemampuannya mencerna protein, bromelin juga
dimanfaatkan untuk melunakkan daging. Ekstrak bromelin dalam bentuk
salep digunakan untuk terapi pada kulit terbakar.
1. Cara Kerja Bromelin Dalam Tubuh
untuk melihat kelengkapan makalah (plus presentasi) hubungi mivt_id@yahoo.com atau 085241782228
No comments:
Post a Comment