LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
O L E H
NAMA : MIFTA NUR RAHMAT
STAMBUK : F1C1 08 001
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
UJI AKTIVITAS ENZIM GLUKOAMILASE
A. Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk melakukan uji aktivitas enzim glukoamilase.
B. Landasan Teori
Penggunaan mikroba sebagai penghasil enzim memiliki beberapa keuntungan, yaitu diantaranya biaya produksi relatif murah, dapat diproduksi dalam waktu singkat sesuai dengan permintaan, mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi serta mudah dikontrol (Fogarty and Weshoff, 1983).
Salah satu cara yang digunakan untuk menghasilkan enzim adalah dengan fermentasi. Fermentasi ialah proses baik secara aerob maupun anaerob yang menghasilkan berbagai produk yang melibatkan aktivitas mikroba atau ekstraknya dengan aktivitas mikroba terkontrol (Darwis dan Sukara, 1989). Fermentasi merupakan proses yang telah lama dikenal manusia. Fermentasi adalah proses untuk mengubah suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat bagi manusia, seperti fermentasi susu kambing, unta yang terjadi di Sumaria dan Babilonia pada jaman Mesopotamia. Hingga saat ini, proses ferementasi telah mengalami perbaikan-perbaikan dari segi proses sehingga dihasilkan produk fermentasi yang lebih baik (Widowati dan Misgiyarta, 2004).
Glukoamilase (amiloglukosidase) telah diisolasi dari Aspergillus oryzae dan Sacharomycopsis fibuligera. Enzim ini merupakan enzim yang dapat memecah polisakarida (pati, glikogen, dan lain-lain) pada ikatan α-1,4 dan α-1,6 dan menghasilkan glukosa. Glukosa yang dihasilkan dapat diukur dengan cara penentuan gula pereduksi dengan metode Smogy–Nelson, Luff crhroll (Darwis dan Sukara, 1990). Penggunaan enzim glukoamilase sebagai katalisator reaksi-reaksi biologi dalam bidang pangan dan nonpangan telah memberikan manfaat dan keuntungan bagi manusia. Glukoamilase banyak digunakan dalam industri gula cair dan beer (Frazier dan Westhoff, 1988). Daya hidrolitik suatu enzim dapat bervariasi walaupun enzim tersebut berbeda, hal ini sangat dipengaruhi oleh sumber (mikroorganisme) dan substrat yang digunakan, sedangkan kondisi optimumnya dipengaruhi oleh jenis media uji yang digunakan (Kulp, 1975).
Kemajuan teknologi fermentasi telah meningkatkan hasil produksi glukoamilase dari kapang, khamir, maupun bakteri. Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim glukoamilase dari suatu protease dan glikosidase-negatif mutan F-2035 dari Aspergillus awamori var, kawachi dapat mencerna pati jagung mentah dua kali lebih cepat dari glukoamilase lainnya (Kombong, 2004).
Aktivitas enzim juga telah dilakukan oleh Susilowati et al (2004) yaitu enzim selulase. Aktivitas selulase diukur berdasarkan metode Mandel yang dimodifikasi dengan 1 ml filtrat enzim, 1 ml bufer sitrat pH 4,8 , 1% substrat (CMC untuk aktivitas endoglukanase, Avisel untuk aktivitas aviselase, selobiohidrolase untuk aktivitas b-glukosidase, dan kertas saring Whatman No. 1 untuk aktivitas filter paperase). Prainkubasi campuran filtrat enzim, bufer sitrat, dan substrat dilakukan dalam tabung berisi air di atas penangas api selama 5 menit, lalu masing-masing campuran divorteks. Inkubasi pada pengujian aktivitas endoglukanase (CMC-ase) dan b-glukosidase dilakukan selama 30 menit pada suhu 45oC, sedangkan pada pengujian aktivitas Fp-ase dan aviselase selama 1 jam pada suhu 60oC. Setelah itu, dilakukan penambahan 3 ml larutan DNS (Dinitro Salicylic Acid), divorteks, dan di-masukkan ke dalam air mendidih selama 15 menit. Kontrol disiapkan dengan menambahkan 1 ml filtrat enzim setelah penambahan 3 ml DNS, sedangkan blangko berisi campuran 2 ml akuades, 1 ml bufer, dan 3 ml DNS. Selanjutnya dilakukan pembacaan absorbansi pada panjang gelombang 540 nm. Satu unit aktivitas enzim ialah banyaknya enzim yang dapat memproduksi 1 mikromol glukosa dalam 1 menit pada kondisi pengukuran enzim.
Aktivitas enzim selulase meningkat seiring dengan pertumbuhan selnya. Namun ketika sel mencapai fase stasioner, aktivitas enzim selulase menurun. Pada fase stasioner kecepatan pembelahan sel sama dengan kecepatan kematian sel dan lisis sel sehingga pada fase ini selain enzim selulase, enzim protease juga dihasilkan. Hal ini menyebabkan turunnya aktivitas enzm selulase (Meryandini et al, 2009).
Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tabung reaksi, pipet tetes, pipet volume, filler, labu takar 50 ml, spektonik 20D, botol ampul, water bath dan elektromantel.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu crude enzim, enzim 40 %, enzim 80 %, reagen biuret, substrat pati, buffer pH 4, 7 dan 9, DNS, es batu dan akuades.
C. Prosedur Kerja
1. Penentuan Kadar Protein
-
BSA 2 mg/ml |
BSA 4 mg/ml |
BSA 6 mg/ml |
BSA 8 mg/ml |
BSA 10 mg/ml |
ð Dimasukkan 2 ml kedalam tabung reaksi ð Ditambahkan 8 ml reagen biuret ð Didiamkan selama 30 menit ð Diukur absorbansinya pada λ = 530 nm ð Dibuat kurva standar protein |
Hasil Pengamatan
- Pembuatan Kurva Standar Glukosa
Glukosa 10 mg/ml |
Glukosa 8 mg/ml |
Glukosa 6 mg/ml |
Glukosa 4 mg/ml |
Glukosa 2 mg/ml |
ð Dimasukkan 2 ml kedalam tabung reaksi ð Ditambahkan 2 ml DNS ð Didiamkan selama 30 menit ð Dipanaskan dalam penangas selama 15 menit ð Didinginkan pada permukaan es batu ð Diukur absorbansinya pada λ = 540 nm ð Dibuat kurva standar glukosa |
Hasil Pengamatan
- Penentuan Kadar Protein
Hasil Pengamatan |
2 ml crude enzim |
2 ml enzim 40 % |
2 ml enzim 80 % |
ð Masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi ð Ditambahkan 8 ml reagen biuret ð Didiamkan selama 30 menit ð Diukur absorbansinya pada λ = 530 nm ð Ditentukan kadar protein enzim |
2. Penentuan Aktivitas Enzim Glukoamilase
- Karakterisasi pH 4, 7 dan 9 pada suhu kamar
a.
1 ml substrat |
F Dimasukkan dalam tabung reaksi F Ditambahkan 1 ml buffer pH 4 F Diinkubasi selama 30 menit F Ditambahkan 2 ml DNS F Dipanaskan dalam penangas selama 15 menit F Didinginkan pada permukaan air es F Deencerkan dengan akuades hingga 10 ml F Diukur absorbansinya pada λ = 540 nm F Ditentukan aktivitas enzim |
Hasil Pengamatan |
b.
1 ml buffer pH 4 |
F Dimasukkan dalam tabung reaksi F Diinkubasi selama 30 menit F Ditambahkan 2 ml DNS F Dipanaskan dalam penangas selama 15 menit F Didinginkan pada permukaan air es F Deencerkan dengan akuades hingga 10 ml F Diukur absorbansinya pada λ = 540 nm F Ditentukan aktivitas enzim |
Hasil Pengamatan |
c. Aktivitas enzim glukoamilase
0,5 ml enzim 40 % |
0,5 ml crude enzim |
0,5 ml enzim 80 % |
F Masing-masing ditambahkan 1 ml substrat dalam tabung reaksi F Ditambahkan buffer pH 4 F Diinkubasi selama 30 menit F Ditambahkan 2 ml DNS F Dipanaskan dalam penangas selama 15 menit F Didinginkan pada permukaan air es F Deencerkan dengan akuades hingga 10 ml F Diukur absorbansinya pada λ = 540 nm F Ditentukan aktivitas enzim F |
Hasil Pengamatan |
Keterangan : Dilakukan perlakuan yang sama untuk pH7 dan 9
- Karakterisasi suhu aktivitas enzim pada pH 7
1. Suhu Kamar
a.
1 ml substrat |
F Dimasukkan dalam tabung reaksi F Ditambahkan 1 ml buffer pH 7 F Diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar F Ditambahkan 2 ml DNS F Dipanaskan dalam penangas selama 15 menit F Didinginkan pada permukaan air es F Deencerkan dengan akuades hingga 10 ml F Diukur absorbansinya pada λ = 540 nm F Ditentukan aktivitas enzim |
Hasil Pengamatan |
b.
1 ml buffer pH 7 |
F Dimasukkan dalam tabung reaksi F Diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar F Ditambahkan 2 ml DNS F Dipanaskan dalam penangas selama 15 menit F Didinginkan pada permukaan air es F Deencerkan dengan akuades hingga 10 ml F Diukur absorbansinya pada λ = 540 nm F Ditentukan aktivitas enzim |
Hasil Pengamatan |
c. Aktivitas enzim glukoamilase
0,5 ml enzim 40 % |
0,5 ml crude enzim |
0,5 ml enzim 80 % |
F Masing-masing ditambahkan 1 ml substrat dalam tabung reaksi F Ditambahkan buffer pH 7 F Diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar F Ditambahkan 2 ml DNS F Dipanaskan dalam penangas selama 15 menit F Didinginkan pada permukaan air es F Deencerkan dengan akuades hingga 10 ml F Diukur absorbansinya pada λ = 540 nm F Ditentukan aktivitas enzim F |
Hasil Pengamatan |
Keterangan : Dilakukan perlakuan yang sama untuk variasi suhu 50 oC dan 100 oC
D. Hasil Pengamatan
1. Kurva Standar Protein
M (mg/ml) | A |
2 4 6 8 10 | 0,027 0,124 0,239 0,271 0,316 |
2. Kurva Standar Maltosa
M (mg/ml) | A |
2 4 6 8 10 | 0,556 0,566 0,572 0,578 0,580 |
3. Kadar Protein
Sampel | A |
Crude Enzim Fraksi I (40 %) Fraksi II (80 %) | 0,084 0,045 0,069 |
4. Karakteristik Suhu Aktif Enzim (pH 7)
Suhu (oC) | Aktivitas | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
Kamar 50 100 | 0,111 0,062 0,042 | 0,055 0,497 0,452 | 0,091 0,024 0,049 |
5. Karakteristik pH Aktif Enzim (Suhu Kamar)
pH | Aktivitas | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
4 7 9 | 0,073 0,111 0,140 | 0,052 0,055 0,057 | 0,027 0,091 0,027 |
B. Pembahasan
Enzim glukoamilase (EC. 3.2.1.3) atau sering disebut amiloglukosidase merupakan enzim ekstraseluler yang mampu menghidrolisa ikatan α-1,4 pada rantai amilosa, amilopektin, glikogen, dan pullulan. Enzim glukoamilase juga dapat menyerang ikatan α-1,6 pada titik percabangan, walaupun dengan laju yang lebih rendah.
Pada percobaan ini dilakukan uji aktivitas enzim glukoamilase yang telah dihasilkan sebelumnya dari mikroba hasil fermentasi jamur tempe yaitu Ragi II yang dalam hal ini uji aktivitas dilakukan pada enzim 40 % (fraksi I) dan enzim 80 % (Fraksi II). Uji aktivitas enzim dilakukan untuk mengetahui sejauh mana enzim dapat bekerja optimum. Untuk pengukuran aktivitas enzim α-amilase terhadap hidrolisis pati dilakukan dengan terlebih dahulu membuat kurva standar glukosa dengan variasi konsentrasi yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi glukosa sebenarnya, sehingga dapat digunakan untuk perhitungan aktivitas enzim.
Sebelum dilakukan uji aktivitas enzim, terlebih dahulu ditentukan kadar protein enzim dengan metode biuret dan BSA sebagai standarnya. Pada prinsipnya dalam metode biuret terjadi reaksi antara ikatan peptida dalam protein enzim dengan logam Cu dari reagen biuret pada suasana basa menghasilkan komplek warna biru yang dapat diukur secara spektrofotometri pada λ 530 nm. Sehinggga dari nilai absorbansi dari pengukuran ini, diperoleh kadar protein enzim kasar 2.7233 mg/ml, enzim 40 % (fraksi I) 1.5994 mg/ml dan enzim 80 % (fraksi II) 2.2911 mg/ml.
Uji aktivitas enzim glukoamilase ini dilakukan dengan karakterisasi pH 4, 7 dan 9 pada suhu kamar dan karakterisasi suhu aktivitas enzim pada pH 7 yaitu pada suhu kamar, suhu 50 oC dan 100 oC. Secara umum perlakuan uji aktivitas pada berbagai karakterisasi pH dan suhu ini adalah sama yaitu diawali dengan menginkubasi enzim dalam larutan pati 1%. Inkubasi dilakukan selama 30 menit, namun untuk karakterisasi pH hanya dilakukan pada suhu kamar sedangkan untuk karakterisasi suhu inkubasi dilakukan selain pada suhu kamar, juga pada suhu 50 oC dan 100 oC. Reagen DNS juga digunakan untuk mengukur kadar glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis pati oleh enzim. Pengukuran serapan glukosa dilakukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 540 nm. Serapan yang diperoleh kemudian diplotkan dalam persamaan kurva standar glukosa untuk menghitung kadar glukosa yang dihasilkan. Kadar glukosa yang diperoleh kemudian digunakan untuk menghitung besarnya aktivitas enzim glukoamilase. Dari hasil pengukuran, diperoleh aktivitas glukoamilase untuk karakterisasi suhu yaitu sebagai berikut :
Suhu (oC) | Aktivitas ( U / mL) | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
Kamar 50 100 | - 1,3244 - 1,7516 1,5599 | - 1,8126 - 2,0827 - 1,86492 | - 1,498 2,0392 1,6470 |
Yang mana satu unit aktivitas enzim ialah banyaknya enzim yang dapat memproduksi 1 mikromol glukosa dalam 1 menit pada kondisi pengukuran enzim. Namun aktivitas enzim ini bernilai negatif dikarenakan adanya kesalahan pengenceran pada pembuatan kurva standar glukosa. Begitupun pada aktivitas spesifik enzim glukoamilase pada karakterisasi pH diperoleh :
pH | Aktivitas ( U / mL) | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
4 7 9 | - 1,6557 - 4,636 - 1,0718 | - 1,8388 - 1,8126 -1,7952 | - 2,0566 - 1,4989 - 2,0566 |
Anda Merasa Terbantu dengan Artikel ini???
Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa di No:
ADMIN : 0852 417 82228
Radio Mu’adz : 0852 9933 1996
Aktivitas enzim selulase meningkat seiring dengan pertumbuhan selnya. Namun ketika sel mencapai fase stasioner, aktivitas enzim selulase menurun. Pada fase stasioner kecepatan pembelahan sel sama dengan kecepatan kematian sel dan lisis sel. Adapun untuk menentukan tingkat kemurnian enzim dilakukan dengan penentuan aktivitas spesifik. Aktivitas spesifik merupakan suatu ukuran kemurnian enzim yang mana nilainya semakin meningkat selama pemurnian dan menjadi maksimum ataupun tetap jika sudah berada pada keadaan murni. Namun nilai aktifitas spesifik yang diperoleh untuk karakterisasi suhu dan pH tidak menunjukkan hal tersebut. Berikut data aktifitas spesifik enzim glukoamilase untuk karakterisasi suhu :
Suhu (oC) | Aktivitas Spesifik ( U / mg) | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
Kamar 50 100 | - 0,4863 - 0,6432 0,5728 | - 1,1333 - 1,3021 - 1,16601 | - 0,6538 - 0,8901 - 0,7188 |
Adapun untuk karakterisasi pH yaitu sebagai berikut :
pH | Aktivitas spesifik ( U / mg) | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
4 7 9 | - 0,6080 - 1,7023 - 0,3936 | - 1,1496 - 1,1332 -1,1224 | - 0,8976 - 0,6542 - 0,8976 |
Dari data-data tersebut nilai aktifitas spesifik terlihat semakin menurun dari crude enzim ke fraksi I kemudian ke fraksi II yang semestinya secara teori nilai tersebut harus meningkat. Hal ini diindikasikan terjadi karena kesalahan pada proses fraksinasi yang dilakukan, yang mana penambahan (NH4)2SO4 pada enzim semestinya dilakukan sedikit demi sedikit agar (NH4)2SO4 tercampur sempurna pada enzim. Namun yang dilakukan pada saat praktikum, penambahan (NH4)2SO4 dilakukan sekaligus sehingga ada (NH4)2SO4 yang tidak tercampur dengan enzim.
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada uji aktivitas enzim glukoamilase, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu aktivitas enzim glukoamilase pada karakterisasi suhu diperoleh :
Suhu (oC) | Aktivitas Spesifik ( U / mg) | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
Kamar 50 100 | - 0,4863 - 0,6432 0,5728 | - 1,1333 - 1,3021 - 1,16601 | - 0,6538 - 0,8901 - 0,7188 |
Adapun untuk aktivitas enzim pada karakterisasi pH diperoleh :
pH | Aktivitas ( U / mL) | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
4 7 9 | - 1,6557 - 4,636 - 1,0718 | - 1,8388 - 1,8126 -1,7952 | - 2,0566 - 1,4989 - 2,0566 |
Daftar Pustaka
Darwis, A.A. dan Sukara, E. 1990. Isolasi, Purifikasi dan Karakterisasi Enzim. Penuntun Praktikum. Depdikbud. DIKTI. PAU-Biotek. IPB. Bogor.
Frazier, W.C. dan Weshoff, D.C. 1988. Food Microbiology. Mc. Graw Hill Publishing Co. Ltd. New York.
Fogarty, W.C. dan Weshoff, D.C. 1983. Microbial Enzymes and Biotecnology. App. Scle. Pub. London and New York.
Kombong, H. 2004. ‘Evaluasi Daya Hidrolitik Enzim Glukoamilase dari Filtrat Kultur Aspergillus niger’. Jurnal ILMU DASAR Vol. 5(1) Hal. 16-20.
Kulp, K. 1975. Carbohydrates. Academic Press. New York. P : 45.
Meryandini A, Wahyu W, Besty M, Titi C. S, Nisa R dan Hasrul S. 2009. ‘Isolasi Bakteri Selulolitik dan Karakterisasi Enzimnya’. MAKARA SAINS Vol. 13(1) Hal. 33-38.
Susilowati D.N, Rosminik, Rasti S, R. D. M Simanungkalit dan Lukman G. 2004. ‘Koleksi, Karakterisasi, dan Preservasi Mikroba Penyubur Tanah dan Perombak Bahan Organik’. Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian.
Widowati, S dan Misgiyarta, 2004. ‘Efektifitas Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam Pembuatan Produk Fermentasi Berbasis Protein/Susu Nabati’, Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian.
LAMPIRAN HASIL PERHITUNGAN
Analisis data
a. Kurva Standar Protein
M (mg/ml) | Absorbansi |
2 | 0.027 |
4 | 0.124 |
6 | 0.239 |
8 | 0.271 |
10 | 0.316 |
b. Penentuan Kadar Protein
Sampel | Absorbansi |
Crude Enzim | 0.084 |
Fraksi 1 | 0.045 |
Fraksi 2 | 0.069 |
y = 0.0347x – 0.0105
0.084 = 0.0347x – 0.0105
x =
= 2.7233
Sampel | Kadar Protein (mg/ml) |
Crude Enzim | 2.7233 |
Fraksi 1 | 1.5994 |
Fraksi 2 | 2.2911 |
c. Kurva Standar Glukosa
M (mg/ml) | Absorbansi |
2 | 0.556 |
4 | 0.566 |
6 | 0.572 |
8 | 0.578 |
10 | 0.580 |
d. Penentuan Aktivitas Enzim
Ø Untuk Karakterisasi Suhu
Suhu | Absorbansi | ||
Crude Enzim | Fraksi 2 | Fraksi 1 | |
Suhu Kamar 50 100 | 0.111 0.062 0.442 | 0.055 0.497 0.452 | 0.091 0.024 0.049 |
- Penentuan kadar glukosa crude enzim pada suhu kamar
y = 0.0425x + 0.263
0.111 = 0.0425x + 0.263
x =
= -3.5765
Suhu (oC) | Kadar Glukosa (mg/ml) | ||
Crude Enzim | Fraksi 2 | Fraksi 1 | |
Suhu Kamar 50 100 | -3.5765 -4.7294 4.2118 | -4.894 5.5059 4.4471 | -4.0471 -5.6235 -5.0353 |
- Penentuan Aktivitas Enzim pada Suhu Kamar
= - 0,6622 µmol/menit.mL x 2
= - 1,3244 U / mL
Suhu (oC) | Aktivitas ( U / mL) | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
Kamar 50 100 | - 1,3244 - 1,7516 1,5599 | - 1,8126 - 2,0827 - 1,86492 | - 1,498 2,0392 1,6470 |
Ø Untuk Karakterisasi pH
pH | Absorbansi | ||
Crude Enzim | Fraksi 2 | Fraksi 1 | |
4 7 9 | 0.073 0.111 0.140 | 0.027 0.091 0.027 | 0.052 0.055 0.057 |
- Penentuan kadar glukosa crude enzim pada pH 7
y = 0.0425x + 0.263
0.111 = 0.0425x + 0.263
x =
= -3.5765
pH | Kadar Glukosa (mg/ml) | ||
Crude Enzim | Fraksi 2 | Fraksi 1 | |
4 7 9 | -4.4706 -3.5765 -2.89412 | -5.5529 -4.0471 -5.5529 | -4.9648 -4.8941 -4.8471 |
- Penentuan Aktivitas Enzim pada pH 7
[ glukosa ] = (- 3,576 + (- 4,8941) + (- 4,0471)
= - 12,371 mg/mL
= - 2,318 µmol/menit.mL x 2
= - 4,636 U / mL
pH | Aktivitas ( U / mL) | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
4 7 9 | - 1,6557 - 4,636 - 1,0718 | - 1,8388 - 1,8126 -1,7952 | - 2,0566 - 1,4989 - 2,0566 |
e. Penentuan Aktivitas Spesifik
Ø Untuk Karakterisasi Suhu
- Pada crude enzim suhu kamar
=
= - 0,4863 U/mg
Suhu (oC) | Aktivitas Spesifik ( U / mg) | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
Kamar 50 100 | - 0,4863 - 0,6432 0,5728 | - 1,1333 - 1,3021 - 1,16601 | - 0,6538 - 0,8901 - 0,7188 |
Ø Untuk Karakterisasi pH
- Pada crude enzim pH 7
=
= - 1,7023 U/mg
pH | Aktivitas spesifik ( U / mg) | ||
Crude Enzim | Fraksi I (40 %) | Fraksi II (80%) | |
4 7 9 | - 0,6080 - 1,7023 - 0,3936 | - 1,1496 - 1,1332 -1,1224 | - 0,8976 - 0,6542 - 0,8976p |
L A M P I R A N
Data pengamatan
Analisis data
1. KurvaStandar Protein
M (mg/ml) | Absorbansi |
2 | 0.027 |
4 | 0.124 |
6 | 0.239 |
8 | 0.271 |
10 | 0.316 |
2. Penentuan Kadar Protein
Absorbansi | |
Crude Enzim | 0.084 |
Fraksi 1 | 0.045 |
Fraksi 2 | 0.069 |
Y = 0.0347x – 0.0105
Y = A
Kadar protein = x = ….?
Y = 0.084
0.084= 0.0347x – 0.0105
x=
= 2.7233
Sampel | Kadar Protein (mg/ml) |
Crude Enzim | 2.7233 |
Fraksi 1 | 1.5994 |
Fraksi 2 | 2.2911 |
3. KurvaStandarGlukosa
M (mg/ml) | Absorbansi |
2 | 0.556 |
4 | 0.566 |
6 | 0.572 |
8 | 0.578 |
10 | 0.580 |
4. KarakterisasiSuhuAktivitasEnzim
Suhu | Absorbansi | ||
Crude Enzim | Fraksi 2 | Fraksi 1 | |
SuhuKamar 50 100 | 0.111 0.062 0.442 | 0.055 0.497 0.452 | 0.091 0.024 0.049 |
Penentuankadargluksoa
A = Y
Y = 0.0425x + 0.263
Kadar glukosa = x= …..?
Y = 0.111
0.111= 0.0425x + 0.263
x=
= 2.118
Suhu | Kadar Glukosa (mg/ml) | ||
Crude Enzim | Fraksi 2 | Fraksi 1 | |
SuhuKamar 50 100 | -3.5765 -4.7294 4.2118 | -4.8941 5.5059 4.4471 | -4.0471 -5.6235 -5.0353 |
PenentuanAktivitasEnzim
Aktivitasenzim =
5. Karakterisasi pH aktivtasEnzim
pH | Absorbansi | ||
Crude Enzim | Fraksi 2 | Fraksi 1 | |
4 7 9 | 0.073 0.111 0.140 | 0.027 0.091 0.027 | 0.052 0.055 0.057 |
Penentuankadargluksoa
A = Y
Y = 0.0425x + 0.263
Kadar glukosa = x= …..?
Y = 0.111
0.111 = 0.0425x + 0.263
x=
= 2.118
pH | Kadar Glukosa (mg/ml) | ||
Crude Enzim | Fraksi 2 | Fraksi 1 | |
4 7 9 | -4.4706 -3.5765 -2.89412 | -5.5529 -4.0471 -5.5529 | -4.9648 -4.8941 -4.8471 |
PenentuanAktivitasEnzim
Aktivitasenzim =
=
No comments:
Post a Comment