Sewa Jas Kendari: 2010

radio muadz 94,3 fm kendari

radio muadz 94,3 fm kendari
radio muadz 94,3 fm kendari

December 31, 2010

Vitamin dan Mineral (Laporan Praktikum)

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pengetahuan tentang vitamin sangat diperlukan dalam kehidupan manusia terutama  bagi  kesehatan.  Misalnya,  vitamin C  sangat  berguna/berperan dalam menjaga  dan memperkuat   imunitas   terhadap  infeksi,  vitamin C  juga  berperan penting   terhadap   fungsi   otak,   karena   otak   banyak  mengandung   vitamin   C. Kekurangan   vitamin  C  dapat  menimbulkan   berbagai   penyakit   pada  manusia, seperti  pendarahan di  hidung,  masuk angin,  encok,   rhematic,  peradangan pada persendian,  luka bernanah pada organ lambung,  dll.  Oleh karena itu,  vitamin C sangat   penting   bagi   kehidupan   manusia.

Sebagaimana kita menjadi tua, tulang kita menghilangkan kandungan zat mineralnya. Kita mungkin kehilangan zat mineral tulang lebih cepat jika kita berusia lebih dari 50 tahun, jika kita perempuan setelah mati haid (menopause), atau jika kita langsing atau berberat badan ringan. Osteoporosis juga dikaitkan dengan kekurangan kalsium atau vitamin D dalam diet, dengan merokok, dengan memakai terlalu banyak kafein atau alkohol, dan kekurangan olahraga. Kita belum mengerti mengapa orang dengan HIV mempunyai angka osteoporosis lebih tinggi. Namun sebuah penelitian baru menemukan hubungan antara kehilangan tulang dan lamanya terinfeksi HIV.

Pada percobaan ini, dilakukan penentuan kadar vitamin C dan analisa kualitatif abu tulang.



B.     Permasalahan

Permasalahan dalam praktikum ini yaitu:

1.      Bagaimana cara menentukan kadar vitamin C?

2.      Uji-uji apa saja yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya mineral?

C.     Tujuan

Tujuan praktikum ini yaitu:

1.      Untuk menentukan kadar vitamin C dan

2.      Menganalisa kualitatif abu tulang.

D.    Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari praktikum  ini, antara lain :

1.      menambah pengetahuan mengenai cara menentukan kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel.

2.      Dapat mengetahui uji-uji yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya mineral dalam sampel.

Karakterisasi Lipid

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat kimia yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya, eter, aseton, kloroform, benzena yang sering juga disebut “pelarut lemak”; (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang lain.

Suatu senyawa dapat larut dalam pelarut tertentu apabila mempunyai polaritas yang sama. Senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar, dan lemak merupakan senyawa non polar sehingga senyawa ini mudah larut dalam pelarut non polar, seperti kloroform, karbon disulfida, karbon tetraklorida, dan sebagainya. Kelarutan dari lemak perlu diketahui untuk menentukan dasar pemilihan pelarut dalam pengambilan lemak dengan ekstraksi lemak dari bahan yang diduga mengandung lemak. Penentuan kolesterol dari berbagai bahan makanan menjadi sangat penting mengingat (1) perhatian terhadap kesehatan yang menyangkut artegonik plasma dan diet seseorang dan yang ke(2) adalah berkaitan dengan label pada makanan. Oleh karena itu penentuan kadar lipid pada suatu makanan menjadi penting, sehingga dilakukkannya praktikum ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks ini.

May 22, 2010

ISOLASI HESPERIDIN DARI KULIT JERUK MANIS

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN X
“ISOLASI HESPERIDIN DARI KULIT JERUK MANIS”
(Citrus sinensis Osb. Zin. Citrus aunrantium L.)










OLEH

NAMA : MIFTA NUR RAHMAT
STAMBUK : F1C1 080 001
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : RATNA SARI




LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jeruk (Citrus) merupakan buah yang telah akrab didengar ditelinga bahkan telah akrab dirasa di lidah kita. Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan menghasilkan hibrida antarspesies ('interspecific hybrid) yang memiliki karakter yang khas, yang berbeda dari spesies tetuanya. Keanekaragaman ini seringkali menyulitkan klasifikasi, penamaan dan pengenalan terhadap anggota-anggotanya, karena orang baru dapat melihat perbedaan setelah bunga atau buahnya muncul. Akibatnya tidak diketahui dengan jelas berapa banyak jenisnya. Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan adalah keterkaitan kuat Citrus dengan genus Fortunella (kumkuat), Poncirus, serta Microcitrus dan Eremocitrus, sehingga ada kemungkinan dilakukan penggabungan. Citrus sendiri memiliki dua anakmarga (subgenus), yaitu Citrus dan Papeda.
Asal jeruk adalah dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah busur yang membentang dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke barat ke arah India bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon) berasal dari Asia Timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut berasal dari Asia Tenggara.
Jeruk manis (Citrus sinensis Osbeck) adalah salah satu hasil hibrida jeruk, daerah asal jeruk manis adalah di Asia Timur, namun di Indonesia tanaman ini juga dapat tumbuh dengan subur. Klasifikasi tanaman Jeruk manis ini dapat dilihat sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Upakelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies: C. sinensis
Manfaat jeruk sangatlah banyak, dahulu pada tahun awal Hijriah Rasulallah sallalahu ‘alaihi wassalam bersabda “Permisalan seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an ialah seperti buah jeruk, rasanya manis dan aromanya harum” (HR. Bukhari 8/59 dan Muslim (797). Rasulallah telah menyandingkan buah jeruk dan Al-Qur’an dalam salah satu haditsnya yang menandakan buah tersebut memiliki begitu banyak manfaat. Berkata salah satu ulama Arab mengenai Jeruk, bahwa semua bagian dari Jeruk memiliki manfaat tersendiri, bahkan di kulit jeruk pun terdapat manfaat. Diantara manfaat kulit jeruk ialah jika diletakkan pada pakaian dapat mencegah ngengat atau tunggau. Aromanya bisa menetralisir udara kotor. Apabila ditahan di mulut bisa mengharumkan atau mengurangu bau mulut tak sedap, serta membantu proses pencernaan jika digunakan dalam campuran makanan. Penulis kitab Al-Qanun mengatakan, “Perasan kulitnya dapat digunakan sebagai pembalut luka, abu dari kulitnya merupakan penggosok yang baik terhadap lepra.”
Dalam bidang ilmu modern, telah dipelajari kandungan senyawa yang terdapat dalam kulit jeruk. Salah satu senyawa yang sering diisolasi dari kulit jeruk adalah senyawa Hesperidin.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana sifat senyawa Hesperidin?
2. Apa manfaat senyawa Hesperidin?
3. Bagaimana cara isolasi senyawa Hesperidin dari kulit jeruk?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai bagi pembaca adalah:
1. Mengetahui sifat senyawa Hesperidin
2. Mengetahui manfaat senyawa Hesperidin bagi kesehatan
3. Memahami prinsip ekstraksi  
BAB II. PEMBAHASAN
A. Senyawa Golongan Flavonoid
Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang bersifat racun yang tedapat pada kulit jeruk selai itu merupakan persenyawaan glukosida yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon. Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Golongan flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae. Flavanoid merupakan senyawa yang memberikan warna atau pigmen pada tumbuhan. Beberapa fungsi dari flavanoid ialah pengatur tumbuh, fotosintesis, antimikroba, antivirus dan sebagai penghambat jamur ketika terjadi luka pada bagian tumbuhan.
Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deret senyawa C6-C3-C6 artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubtitusi) disambungkan oleh rantai alifatik ketiga karbon. Flavonoid mempunyai sifat yang khas yaitu bau yang sangat tajam, sebagian besar merupakan pigmen warna kuning, dapat larut dalam air dan pelarut organik, mudah terurai pada temperatur tinggi. Flavonoid yang tidak ada rasanya disebut hesperidin. (Robinson, 1995).
B. Senyawa Hesperidin
1. Sifat fisik senyawa Hesperidin
Hesperidin adalah senyawa flavon glikosida yang mengandung ikatan flavon hespertin pada disakarida rutinose. Hesperdin memiliki rumus molekul C28H34O15 dengan BM = 610 gr/mol. Struktur dari Hesperdin dapat dilihat sebagai berikut:

2. Sumber Hesperidin
Hesperidin terdapat sangat banyak dalam buah jeruk dari jenis apapun. Konsentrasi tertinggi Hesperidin yang dapat diperoleh dari jeruk adalah pada bagian bulir jeruk. Hesperidin juga dapat diperoleh pada sayuran hijau.
3. Manfaat Hesperidin
Hesperidin memiliki manfaat yang sangat banyak bagi tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya, diantara manfaatnya adalah:

- Anti oksidan
- Anti inflammatory
- Hypolipidemic
- Vasoprotective
- Anticarcinogenic
- Dan menurunkan kadar cholesterol

Hesperidin juga dapat menghalangi enzim-enzim jahat seperti:
- Phospholipase A2
- Lipoxygenase
- HMG-CoA reductase dan
- Cyclo-oxygenase
Hesperidin dengan aktivitasnya mampu memperbaiki kesehatan pembuluh kapiler darah dengan mereduksi permeabilitas pembuluh kapiler. Hesperdin juga sering digunakan untuk menurunkan demam yang disebabkan karena alergi dan meredakan gangguan alergi dengan cara menghalang lepasnya histamine dari sel.
C. Isolasi Senyawa Hesperidin
Hesperidin dapat diisolasi dengan dua cara: (a) mengekstraksi kulit jeruk kering dengan petroleum eter dan metanol. Pelarut pertama menghilangkan minyak atsiri dan yang ke dua menghilangkan glikosida., (b) kulit jeruk yang dipotong-potong diekstrak dengan alkali dan ekstrak diasamkan. Hesperidin dapat dimurnikan dengan penambahan formamida-arang yang diaktifkan, disebabkan ketidak larutannya yang tinggi, bentuk kristal alami hesperidin merupakan salah satu flavonoid yang paling mudah diisolasi (Hardjono, 1995).
Berikut adalah prosedur yang digunakan untuk mengisolasi senyawa Hesperidin dalambentuk kristal
1. Preparasi sampel





2. Isolasi hesperidin


















Untuk mengisolasi hesperidin dari kulit jeruk manis dapat dilakukan dengan menggunakan metode refluks. Metode ini merupakan salah satu metode ekstraksi panas. Dengan menggunakan metode ini kita dapat mengekstraksi hesperidin yang terdapat pada kulit jeruk. refluks dilakukan sebanyak 2 kali. Terlebih dahulu sample direfluks dengan menggunakan pelarut benzene selama 30 menit, dimana refluks pertama bertujuan untuk menghilangkan minyak atsiri yang terkandung dalam kulit jeruk tersebut. Kemudian refluks kedua dilakukan selama 2 jam dengan menggunakan pelarut ethanol, proses ini bertujuan untuk menghilangkan glikosida dan senyawa lain yang seisomer dengan hesperidin. Setelah direfluks, ekstrak yang diperoleh kemudian diuapkan untuk menghilangkan pelarut yang masih bergabung dengan ekstrak. Setelah diuapkan, ekstrak kemudian disimpan sampai terbentuk kristal hesperidin.

BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Hesperidin merupakan senyawa nonpolar dan merupakan senyawa flavonoid dengan rumus molekul C28H34O15.
2. Hesperidin memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, diantaranya adalah sebagai anti kanker, anti tumor, anti inflammatory, dll.
3. Cara isolasi senyawa Hesperidin dari kulit jeruk adalah ekstraksi panas yang dilakukan dalam alat refluks.
B. Saran
Saran dari penulis kepada Pembaca adalah:
1. Pembaca mengerti bahwa yang kita anggap hal yang tidak berguna seperti kulit jeruk ternyata memiliki suatu zat yang sangat diperlukan bagi manusia.
2. Pembaca mengetahui manfaat senyawa Hesperidin
3. Pembaca mengerti proses isolasi senyawa Hesperidin dari kulit jeruk.

May 08, 2010

PENAPISAN FITOKIMIA

PENAPISAN FITOKIMIA

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Untuk menentukan penapisan fitokimia terhadap tumbuhan tinggi dengan teknik ekstraksi, uji positif menggunakan reagen.

2. Untuk menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan tinggi.

B. Landasan Teori

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di zona khatulistiwa (tropik) dan terkenal mempunyai kekayaan alam dengan beranekaragam jenis tumbuhan, tetapi potensi ini belum seluruhnya dimanfaatkan sebagai bahan industri khususnya tumbuhan berkasiat obat. Masyarakat Indonesia secara turun-temurun telah memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan untuk bahan obat tradisional baik sebagai tindakan pencegahan maupun pengobatan terhadap berbagai jenis penyakit. Pemanfaatan tumbuhan obat tradisional akan terus berlangsung terutama sebagai obat alternatif, hal ini terlihat pada masyarakat daerah yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan modern. Dalam masa krisis ekonomi seperti saat ini, penggunaan obat tradisional lebih menguntungkan karena relatif lebih mudah didapat, lebih murah dan dapat diramu sendiri, selain itu bahan bakunya dapat ditanam di halaman rumah sebagai penghias taman ataupun peneduh halaman rumah (Sulianti et al, 2005).

Penemuan berbagai senyawa obat baru dari bahan alam semakin memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber bahan baku obat. Metabolit sekunder adalah senyawa hasil biogenesis dari metabolit primer. Umumnya dihasilkan oleh tumbuhan tingkat tinggi, yang bukan merupakan senyawa penentu kelangsungan hidup secara langsung, tetapi lebih sebagai hasil mekanisme pertahanan diri organisma. Aktivitas biologi tanaman dipengaruhi oleh jenis metabolit sekunder yang terkandung didalamnya. Aktivitas biologi ditentukan pula oleh struktur kimia dari senyawa. Unit struktur atau gugus molekul mempengaruhi aktivitas biologi karena berkaitan dengan mekanisme kerja senyawa terhadap reseptor di dalam tubuh (Lisdawati et al., 2007).

Penapisan fitokimia dilakukan menurut metode Cuiley (1984). Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen kimia pada tumbuhan tersebut secara kualitatif. Misalnya: identifikasi tannin dilakukan dengan menambahkan 1-2 ml besi (III) klorida pada sari alkohol. Terjadinya warna biru kehitaman menunjukkan adanya tanin galat sedang warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin katekol. (Praptiwi et al, 2006). Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus mempunyai kepolaran yang berbeda. Hal ini disebabkan kandungan kimia dari suatu tumbuhan hanya dapat terlarut pada pelarut yang sama kepolarannya, sehingga suatu golongan senyawa dapat dipisahkan dari senyawa lainnya (Sumarnie et al, 2005).

Hingga saat ini sudah banyak sekali jenis fitokimia yang ditemukan, saking banyaknya senyawa fitokimia yang didapatkan maka dilakukan penggolongan senyawa agar memudahkan dalam mempelajarinya, adapun golongan senyawa fitokimia dapat dibagi sebagai berikut: (1) Alkaloid, alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan. (2) Flavonoid, flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar yang terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh. Semua flavonoid, menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk flavon yang mempunyai sejumlah sifat yang sama. Dalam tumbuhan, aglikon flavonoid terdapat dalam berbagai bentuk struktur. Semuanya mengandung atom karbon dalam inti dasarnya yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. (3) Kuinon, senyawa dalam jaringan yang mengalami okisdasi dari bentuk kuinol menjadi kuinon. (4) Tanin dan Polifenol, Tanin adalah polifenol tanaman yang berfungsi mengikat dan mengendapkan protein.. Polifenol alami merupakan metabolit sekunder tanaman tertentu, termasuk dalam atau menyusun golongan tanin. (5) Saponin, saponin adalah suatu glikosida yang ada pada banyak macam tanaman. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. (6) TriTerpenoid, TriTerpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis dirumuskan dari hidrokarbon yang kebanyakan berupa alcohol, aldehida atau asam karbohidrat. (Nurhari, 2010).


C. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

- Tabung reaksi

- Gelas kimia

- Pipet tetes

- Pemanas

- Gegep

- Corong

- Botol semprot

2. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

- Sampel kulit batang gamal

- Metanol

- Akuades

- FeCl3

- Mg

- Amil alkohol

- NaOH 1 M

- HCl

- Gelatin


D. Prosedur Kerja

1. Persiapan sample

Sampel (Kulit batang gamal)

- dibersihkan dari kotoran dan lumut

- dijemur

Sampel kering

- dipotong-potong kecil

- dihaluskan menggunakan blender

Serbuk sampel


2. Ekstraksi

Sampel 125 g

- dimaserasi methanol 100 ml)

- didiamkan selama 24 jam

Ekstrak sampel

- disaring

-

Filtrat

Residu

- dipekatkan menggunakan evaporator

Filtrat pekat

- dilakukan uji kandungan kimia dengan berbagai reagen atau pereaksi kimia yang sesuai untuk jenis senyawa tertentu

-


Hasil Pengamatan


3. Tes identifikasi

a. Flavonoid

1 ml sampel

- dimasukkan dalam tabung reaksi

- dididihkan selama 5 menit

- ditambahkan serbuk magnesium

- ditambahkan 1 ml HCl pekat

- ditambahkan amil alcohol 1 ml


Tidak ada perubahan warna (uji negative Flavonoid)


b. Kuinon

Tidak ada perubahan warna (uji negative Kuinon)

5 ml ekstrak

- dimasukkan dalam tabung reaksi

- dididihkan selama 5 menit

- ditambahkan larutan NaOH 5%


c. Saponin

5 tetes ekstrak

- dimasukkan dalam tabung reaksi

- ditambahkan aquadest

- dikocok

Terbentuk busa yang menunjukkan adanya saponin



d. Tanin/polifenol

Tidak terbentuk endapan putih

(Uji negative tannin)

Tabung 1

- ditambahkan 1 % gelatin

2 ml sampel

- dimasukkan dalam tabung reaksi

- dipanaskan selama 5 menit

- diambil dua bagian

- dimasukkan dalam tabung reaksi

Tabung 1

- ditambahkan FeCl3 1 %

Tidak terbentuk larutan berwarna hijau (Uji negative tannin)



E. Data Pengamatan

Identifikasi

Perlakuan

Keterangan

Flavonoid

Kuinon

Saponin

Tanin / polifenol

1 ml sample (dipanaskan) + serbuk Mg + 1 ml HCl pekat + amil alcohol

5 ml ekstrak (dipanaskan) + larutan NaOH 1 %

1 ml ekstrak + air (dikocok)

2 ml sampel (dipanaskan) dibagi menjadi 2 bagian :

- Tab. 1 + 1 % gelatin

- Tab. 2 + FeCl3 1 %

Larutan berwarna hijau

Tidak ada perubahan warna

Uji negative flavonoid

Larutan berwarna hijau

Tidak ada perubahan warna

Uji negative Kuinon

Terjadi busa yang menunjukkan adanya saponin

Larutan berwarna hijau

Tidak ada perubahan warna

Larutan berubah warna dari hijau menjadi cokelat, tetapi uji negative terhadap Tanin


F. Pembahasan

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Hal inilah yang menjelaskan mengapa orang-orang lebih tertarik mengisolasi metabolit sekunder (cth: fitokimia) daripada metabolit primer (cth: karbohidrat).

Fitokimia, senyawa yang begitu bermanfaat sebagai antioksidan dan mencegah kanker juga penyakit jantung. Beberapa studi pada manusia dan hewan membuktikan zat – zat kombinasi fitokimia ini didalam tubuh memiliki fungsi tertentu yang berguna bagi kesehatan. Kombinasi itu antara lain menghasilkan enzim – enzim sebagai penangkal racun, merangsang system pertahanan tubuh, mencegah penggupalan keping – keping darah, menghambat sintesa kolesterol dihati, meningkatkan metabolisme hormon, meningkatkan pengenceran dan pengikatan zat karsionogen dalam liang usus, menimbulkan efek anti bakteri, anti virus dan anti oksidan dan mengatur gula darah serta dapat menimbulkan efek anti kanker.

Dari uraian diatas dapat kita ketahui tentang manfaat fitokimia bagi kesehatan. Dalam percobaan ini ingin dianalisa kandungan fitokimia pada daun tanaman gamal (Gliricidia sepium), gamal termasuk tanaman polong-polongan dari famili Fabaceae yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman pagar. Di percobaan ini dilakukan uji kualitatif terhadap keberadaan golongan senyawa Flavonoid, Kuinon, Saponin, dan Tanin atau Polifenol di dalam daun gamal.

Setelah dilakukan uji kualitatif, ternyata hanya golongan senyawa Saponin yang dideteksi keberadaannya di dalam daun gamal. Saponin adalah suatu glikosida yang ada pada banyak macam tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan hasil sampingan dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Pada umumnya, hampir semua tanaman memiliki semua jenis golongan senyawa fitokimia, namun karena konsentrasinya yang berbeda-beda menyebabkan hanya golongan senyawa yang memiliki konsentrasi besarlah yang dapat diuji keberadaannya dalam suatu tanaman.


G. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penapisan fitokimia terhadap tumbuhan tingkat tinggi dilakukan dengan teknik ekstraksi secara maserasi dengan menggunakan pelarut yang dapat menarik senyawa metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder hanya dapat dianalisa menggunakan pereaksi yang spesifik terhadap senyawa tertentu.

2. Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan adalah alkaloid, flavanoid, kuinon, saponin, steroid, triterpenoid, tanin dan polifenol.


DAFTAR PUSTAKA

Lisdawati,Vivi., Sumali Wiryowidagdo., L dan Broto S. Kardono “Isolasi Dan Elusidasi Struktur Senyawa Lignan Dan Asam Lemak Dari Ekstrak Daging Buah Phaleria Macrocarpa”. Jurnal dan Buletin Penelitian Kesehatan; Puslitbang Biomedis dan Farmasi Badan Litbangkes. Vol. 35.

Nurhari, Ogi, 2010, Uji Fitokimia-Terpenoid, Sekolah Tinggi Farmasi, Bandung.

Praptiwi, Puspa Dewi dan Mindarti Harapini, “Nilai Peroksida Dan Aktivitas Anti Radikal Bebas Diphenyl Picril Hydrazil Hydrate (Dpph) Ekstrak Metanol Knema laurina”, Majalah farmasi indonesia, 17(1), 32 –36.

Sulianti, Sri Budi , Emma Sri Kuncari dan Sofnie M. Chairul, “Pemeriksaan Farmakognosi Dan Penapisan Fitokimia Dari Daun Dan Kulit Batang Calophyllum inophyllum dan Calophyllum soulatri”, B i o d i v e r s i t a s ISSN: 1412-033x Volume 7.

Sumarnie, H.Priyono dan Praptiwi, “Identifikasi Senyawa Kimia Dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Piper sp. Asal papua”, Puslit.Biologi-LIPI.


Untuk file selengkapnya silahkan klik link ini

http://www.ziddu.com/downloadlink/9770482/PENAPISANFITOKIMIA.pdf